Langsung ke konten utama

Rumah

Ketika malam rumah kita seperti kunang-kunang
Cahaya kuning yang sedikit redup, menyala sendiri di tengah belantara malam
Tetangga kita hanyalah pepohonan, padi-padi dan orang-orangan sawah
Ada bagian dari rumah kita yang terbuka lebar
Sehingga kita bisa menontoni indahnya semesta tanpa perlu pembatas
Ketika bintang lagi ramai-ramainya
Kita akan tiduran dan tertawa bersama sambil berpelukan
Waktu bulan lagi bulat-bulatnya dan sepi bintang
Kita duduk bersebelahan,aku menyandarkan kepalaku di pundakmu
Ketika matahari sedang terik-teriknya
Aku berkeliling sambil menenteng keranjang kayu
Aku senang berburu buah strawberry di kebun belakang rumah
Sedangkan kau sibuk dengan kanvasmu yang menghadap kearah pohon tanjung
Ketika mulai sore, aku menyandarkan tubuhku di batang pohon tanjung
Kemudian kau menghampiri dan meletakkan kepalamu di pangkuanku
Sinar matahari tidak terlalu terik lagi
aku mengeluarkan stawberry tadi dari keranjang kayuku
Aku menyuapkannya satu perstu buah strowbery sebegai kudapan
Keningmu akan mengkerut ketika mendapati strawberry yang masam

Kalau tiba-tiba hujan turun, kita tinggal naik ke rumah pohon
Disana banyak buku-buku
Tinggal ku buatkan secangkir teh
Maka aromanya akan meyeruak ke tiap sisi pondok
Beradu mesra dengan aroma hujan yang membasahi tanah
Ketika kita, ingin merasakan suasana yang sedikit berbeda
Kita tinggal megambil ransel dan pergi mengelilingi gunung
Dari atas puncak gunung, kita melihat hiruk pikuk manusia dari jauh
Kita tertawa, jengkel dan geleng-geleng kepala
Bagi kita dunia senantiasa adalah tempat yang penuh hiburan
Selalu ada tingkah orang yang bisa kita tertawakan dalam hati
Selalu ada banyak hal yang kita komentari
Dari sekian banyak peran kita memilih menjadi penonton, dan betapa kita nyaman duduk di disini
ketika senja datang, kita menarik nafas dalam-dalam, sambil berpegangan tanggan dan memejamkan mata
Ribuan syukur aku sampaikan kepada pemilik semesta
Tiap langkah,hari, jam, menit dan detikku, aku selalu di limpahi perasaan gembira
saat kita membuka mata, kita semakin mempererat genggaman kita
Kemudian bergegas, pulang kembali ke surga kecil yang kita sebut rumah.
Yogyakarta, 8-Juni 2016


 sumber gambar:
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiVdpOoFZtmLF4xCJn8y9cQSZ_rNAaBKF97zzZj3evwbaQj1xB4tTqr6qZk7ox0GCsMIT0ZDp6-OYvSWkCplAzXOXhxUb-J5nBJh0QbbrqRY0eNDG-TM1GR3Mok5ZDJBXJDDU3lgcVt9MU/s1600/ponyo_on_the_cliff_by_the_sea_background_19.jpg

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ingin Segera Lulus, September 2018

Selamat pagi, Terima kasih pagi ini sejuk Penghilang lara setelah seminggu yang suntuk Lama aku abai, Rupanya pohon di teras semakin rindang Gerbang biru yang dulu gagah, telah berkarat dan usang. Juni tiga tahun lalu, pedagang kaki lima tak seramai sekarang.. hanya ada gerobak mie ayam dan satu warung tenda biru. Sunyi itu sudah sirna Kini, wajah-wajah baru bermunculan Menyapa kaku dan canggung..rumah ini makin asing Tiga tahun telah berlalu... Hari-hari di Pringgodani kelak akan jadi cerita. pahit manis menempah pribadi baja Aku akan segera bergegas Aku mau berpetualang lebih jauh lagi. ingin segera lulus, 2 september 2018

A Good Daughter

A Good Daughter Jati Theresia Moranca Siregar My birth was their prayer . Vat er sa id I was a D oyenne, Mutter s aid I was a Lilium Casa Blanca . Mutter was a beautiful soul that watered me to be a good lady. She always took good care my hair before I got sleep and hug ed me warmly . She taught me how to be grateful even though we never had a salmon as our lunch or turkey as our diner.  Vater was a knight that order ed me to be a strong as steel. He t aught me to dance in the rain and scream ed against the sound of thunder. I was a free man, he s aid . I gr e w like a flower that was treating with different types of fertilizers, I absorb ed that all and happy to ha d been treated. I knew they love d me and I love d them so much more. My age was already 25 years old, and now we were 990.5 km apart, so here I grew as a flower that they asked. I used my lipstick and inlaid a power on my face, I stopped when I saw darkness around my eyes . “ You

Aku,21

Aku terlalu banyak dipusingkan oleh yang bukan aku. Aku tidak menjadi aku? atau, Aku belum menemukan aku? Hei, tapi aku janji untuk selalu tumbuh!  Iya, kepala ini isinya bimbang mimpi dan segala harap, sudah penat hanya jadi angan Aku tak mau jadi manusia gamang lihatlah, sejauh apa aku berkembang. aku diusia 5, apakah kau bangga melihat aku yang sekarang sudah 21? Yogyakarta, 26 Januari 2019 setelah kemarin merayakan hari kelahirian